TLKM.or.id – Daerah rawan bencana, merupakan suatu daerah atau wilayah yang memiliki ancaman atau gangguan baik yang disebabkan oleh faktor alam faktor non alam dan faktor social, semua itu mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan harta benda serta dampak psikologis yang dapat terjadi pada masyarakat yang bermukim didaerah tersebut.
Identifikasi yang dilakukan oleh Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) di lapangan di Kabupaten Pinrang, Kecamatan Cempa tepatnya di Desa Salipolo merupakan daerah rawan bencana yang telah ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pinrang.
Desa Salipolo adalah perkampungan tertua di Kecamatan Cempa, hanya karena faktor keterbatasan kemampuan, sehingga perkampungan ini lambat berkembang di segala bidang dibandingkan desa lainnya. Masyarakat yang pertama kali menghuni Desa Salipolo adalah penghuni daerah pesisir pantai dan tepi Sungai Saddang dengan mata pencaharian nelayan dan bercocok tanam.
Kondisi biofisik lokasi bencana Desa Salipolo, memiliki bentuk lahan berupa dataran alluvial, jenis tanah pada umumnya di Kabupaten Pinrang mempunyai berbagai jenis tanah, diantaranya tanah aluvial gromosol, regesal brown forest dan podsolik. Jenis tanah yang menempati ruang terbesar di Kabupaten Pinrang menyusul tanah Regosol dan tanah Gromosol.
Hasil data yang berhasil dirampung oleh TLKM pada wilayah Sungai Saddang yang luasnya 10.230 km2 merupakan wilayah sungai lintas propinsi yaitu Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Barat meliputi 8 Kabupaten dan 1 Kota (Kota Pare-pare, Kab. Pangkep, Kab. Barru, Kab. Pinrang, Kab. Enrekang, Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja utara, Kab. Polman dan Kab. Mamasa). Sungai terbesar adalah sungai Saddang seluas 6.4333 km2, panjang sungai rata-rata 182 km, lebar rerata 80 m, dan memilik 294 anak sungai. Pada daerah aliran sungai Saddang yang berada di daerah hilir yang terdapat di Kab. Pinrang, Kec. Cempa, yaitu Desa Salipolo merupakan lokasi daerah rawan bencana banjir dengan intensitas tinggi dan memiliki efek cukup besar yang terjadi pada desa tersebut, yaitu tergenangnya rumah penduduk, fasilitas umum dan sawah serta tambak pada area yang cukup luas.
Desa Salipolo memiliki tanggul yang panjangnya ±10 km hingga Desa Sikkuale yang berfungsi sebagai penahan air sungai saddang, tanggul yang dimiliki Desa Salipolo setiap tahunya jebol dan mengakibatkan banjir di desa tersebut. Tanggul yang terdapat di desa tersebut sudah ada pada tahun 1980 dan semenjak itu intensitas terjadinya banjir meningkat setiap tahunya.
Di Dusun Tana Cicca yang terdapat di Desa Salipolo merupakan dusun yang seringkali mengalami kebobolan tanggul akibat aliran sungai Saddang, apabila tanggul yang terdapat di Dusun Tana Cicca jebol maka air sungai akan masuk dan akan mengakibatkan banjir di Desa Salipolo pada umumnya banjir akan berlangsung selama ±10 hari. Setiap tahunya bencana banjir melanda Desa Salipolo yang diakibatkan karena jebolnya tanggul Tana Cicca, namun setiap tahunya pula masyarakat memperbaiki tanggul tersebut dan tidak lama kemudian tanggul akan jebol lagi akibat derasnya aliran Sungai Saddang.