Lokakarya Isu Dampak Perubahan Iklim Dilaksanakan di Toraja Utara

TLKM.or.id — Yayasan Tim Layanan Kehutanan Masyarakat bekerja sama dengan Kemitraan dan Konsorsium KAPABEL mengadakan kegiatan “Lokakarya Isu Perubahan Iklim di Das Saddang”. Kegiatan ini dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Toraja Utara dan dihadiri oleh dinas pada tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten serta para Kepala Desa dari masing-masing wilayah. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas masalah perubahan iklim yang terjadi di 4 kabupaten berada dalam Daerah Aliran Sungai Saddang yaitu Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Tana Toraja, dan Kabupaten Toraja Utara. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 3 – 4 juli 2018 bertempat di Toraja Misiliana Hotel, Rantepao, Kabupaten Toraja Utara.

Kegiatan Lokakarya ini diharapakan dapat memberikan informasi yang tepat agar rencana program yang disusun bisa sesuai dengan kondisi saat ini. Kegiatan Lokakarya ini juga bertujuan untuk menyetarakan pemahaman para stakeholder mengenai rencana program yang akan dilakukan sehingga menjadi ide dalam penguatan proposal program adaptasi perubahan iklim yang tengah disusun oleh Tim Layanan Kehutanan Masyarakat sebagai Lead Consortium.

“Harapan kami semoga semua dapat secara maksimal mengeksplor isu-isu perubahan iklim untuk menjadi acuan pelaksanaan program adaptasi perubahan iklim”. Ujar M. Ichwan selaku pimpinan Lead Consortium

Hal senada juga diutarakan pemda setempa, “Pemda berharap dari 4 kabupaten yang hadir dapat memaparkan sedetail mungkin, memberikan masukan kepada tim ini” ujar Pimpinan Pemerintahan Kabupaten Tana Toraja.

Metode diskusi dan Focus Group Discussion (FGD) -pun dihadirkan untuk menggali informasi dari setiap sumber dan dipimpin oleh moderator Dr. Forest Alif Muhammad K.S. dengan Narasumber Yoksan Rumba dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan, A. Muhammad Arifin dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Marthen Papang dari Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Sulawesi Selatan, dan Andi Nurul Mukhlisa dari Yayasan Tim Layanan Kehutanan Masyarakat. Forum diskusi berjalan sangat baik dan lancar, dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan dan masukan oleh para peserta untuk kegiatan ini dan untuk instansi para narasumber, serta tanggapan yang diberikan oleh narasumber sangat memuaskan.

Pada sesi selanjutnya FGD kembali dilakukan dan dipimpin oleh Ir. Naufal Achmad, S.Hut., M.Hut., IPP dengan tujuan tiap kabupaten mengidentifikasi potensi dampak perubahan iklim yang terjadi di daerah masing-masing, seperti penurunan pendapatan petani akibat banjir, dan cara mengatasinya. Peserta juga diarahkan untuk menuliskan harapan terhadap masing-masing stakeholder terkait peran pemerintah, masyarakat dan NGO/LSM. Kegiatan sesi kedua ini peserta sangat antusias mengikuti setiap intstruksi dan saling berdiskusi mengenai ide dari masing-masing daerah.

Kegiatan ini ditutup langsung oleh Direktur Kemitraan, Dewi Rizki. Dewi berharap kerjasama baik antar pemerintah, swasta dan masyarakat harus lebih ditingkatkan, program yang telah didiskusikan bersama dimasukkan dalam renccana pembangunan jangkah menengah kabupaten. Dewi melanjutkan, adaptasi perubahan iklim terjadi karena sudah ada dampak yang dirasakan dan semestinya pembangunan harus berdamai dengan alam, dan mengajak semua kalangan untuk mulai mengenal dan memanfaatkan teknologi.

SHARE POST