TLKM.or.id – Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) sebagai sebuah lembaga yang bergerak pada pemberdayaan masyarakat sekitar hutan selalu berusaha mendorong program-program pemberdayaan. Kali ini masyarakat sasaran pendampingan adalah di Desa Tugondeng, Kab. Bulukumba. TLKM melakukan perjalanan dalam rangka pengambilan data awal dan identifikasi informasi supply chain dan value chain adalah hal utama yang dilakukan dalam upaya penguatan dalam pemasaran produuk gula kelapa masyarakat Tugondeng, sebagai langkah awal untuk melakukan pendampingan.
Informasi yang ingin digali di Desa Tuggondeng yakni detail proses pembuatan gula semut di Desa Tugondeng; aktivitas sehari – hari penggiat gula kelapa dan anggota kelompok perempuan di Desa Tugondeng; serta mengetahui seperti apa rantai supply pemasaran gula kelapa Desa Tugondeng. Pengambilan data yang dilakukan pada Senin – Rabu / 6-8 Februari 2017 di Desa Tugondeng, Kecamatan Herlang, Kab. Bulukumba ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan mewawancarai penggiat gula kelapa, pengumpul (tengkulak) gula kelapa, dan kelompok-kelompok perempuan.
Pak Risal, salah satu penggiat gula kelapa di Desa Tugondeng mengajak ke rumah produksi gula kelapa (bentuk batok) untuk melihat proses pembuatan, mulai penyadapan sampai pencetakan gula kelapa batok. Setelah itu, pada malam hari, kami melakukan sharing bersama 4 orang penggiat gula kelapa. Hasil yang didapatkan dari sharing tersebut yakni adanya kesepahaman TLKM dengan penggiat gula kelapa terkait diversifikasi produk, menjadi gula semut; menentukan beberapa penggiat gula kelapa sebagai contoh awal dalam membuat gula semut kelapa; serta mendapatkan beberapa nama pedagang (tengkulak), harga penjualan penggiat gula kelapa batok ke tengkulak, dan skema pembiayaan yang terjadi antara tengkulak dan para penggiat gula kelapa.
Selain itu, pertemuan bersama Kepala Desa Tugondeng, membahas rencana pendampingan ini disambut baik, dan adanya sinyal akan didorong diversifikasi produk gula semut dalam rencana kerja penggiat gula Desa Tugondeng.
Terakhir, observasi yang dilakukan adalah wawancara kepada pedagang tengkulak, dan mengidentifikasi kelompok perempuan disana. Didapatkan informasi mengenai harga penjualan oleh tengkulak ke beberapa pedagang yang berada di Kota Makassar dan mengetahui rantai supply produk gula kelapa masyarakat serta mengetahui aktivitas sehari-hari kelompok perempuan.
Harapannya kedepan, Desa Tugondeng yang memiliki potensi gula kelapa yang sangat melimpah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat yang ada disana. Melalui serangkaian kegiatan pelatihan, dan fasilitasi pendampingan teknis lainnya, diharapkan Desa Tugondeng menjadi salah satu pionir dalam menghasilkan gula semut kelapa di Sulawesi Selatan.