
-
Cause Progress
- $750000 Amount Needed
- $750000 Collected yet
- 100% Percentile
- This cause has been completed.
Sentra Pengelolaan Rotan (Hulu-Hilir) Berkelanjutan Berbasis Masyarakat
Program ini berjudul “Sentra Industri Rotan Berkelanjutan”. Program ini dilaksanakan oleh Konsorsium PSDABM-M, yang dipimpin oleh Perkumpulan Inisiatif, dengan Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) sebagai anggota konsorsium. Daerah sasaran program terletak di Kecamatan Bonehau, salah satu dari 11 kecamatan yang terletak di Kabupaten Mamuju. Kecamatan Bonehau memiliki jumlah 9 desa dengan luas total 962,12 km2 dan jumlah penduduk 9,484 orang. Lokasi proyek berada pada wilayah PIAPS (Arahan Perhutanan Sosial), memiliki luas 4.000 ha dan penutupan lahan terdiri dari hutan sekunder (80%), pertanian lahan kering (16%), dan semak-semak (4%). Jumlah SDA di daerah ini sangat besar, terutama dari produksi hutan non-kayu (HHBK), yaitu Rotan. Perlu kita ketahui bahwa bisnis rotan adalah bisnis multi-juta dolar; dengan nilai ekspor yang diperkirakan sebesar USD 2 Miliar (INBAR, 2009). Hal ini memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dan pendapatan di wilayah tersebut. Sementara disisi lain, sebagian besar penduduk Kecamatan Bonehau dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang berpenghasilan rendah (miskin) dengan total pendapatan sekitar Rp 1.600.000 per bulan, di bawah standar upah regional. Hal ini mengakibatkan banyak pengepul rotan, kaum rentan, wanita, dan pekerja lokal yang tinggal di sekitar bentang alam investasi dikategorikan miskin.
Hal ini tidak hanya disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan, melainkan juga kurangnya keterampilan dalam mengelola hasil hutan. Situasi ini semakin buruk dengan banyak lahan hutan yang dikonversi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Konversi menyebabkan banyak warga sipil yang menjadi tunawisma di desa mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena lemahnya pengelolaan sumber daya alam dan kehutanan. Di sisi lain, pengelolaan lahan yang buruk meningkatkan efek rumah kaca yang juga meningkatkan temperatur global secara menyeluruh.
Dengan situasi seperti ini, maka perlu untuk mendorong pengelolaan hutan melalui skema Perhutanan Sosial yang memanfaatkan sumber-sumber HHBK (rotan). Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan warga setempat sebesar 40% dan mengurangi efek rumah kaca dengan 0.148.000 ton CO2e. Tujuan dari program ini dapat membangun orang-orang independen dengan menggunakan metode pemberdayaan warga setempat, termasuk tokoh dan masyarakat adat lokal yang dikombinasikan dengan pendekatan multi-stakeholder, juga termasuk pengawasan dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor berikut berkontribusi langsung terhadap prestasi, seperti: menyediakan akses legal oleh institusi Kerjasama Multi-Purpose (Koperasi Desa Usaha Bersama). Pembentukan budidaya kontinuitas rotan (pembibitan); pembentukan mid-range furniture dan manufaktur kerajinan rotan; upgrade jumlah penerima manfaat langsung, baik dari faktor budidaya, pemanenan, pengolahan produksi, kemasan, mengembangkan produk untuk pasar, dan juga untuk menanam sekitar 500 ratus ribu pohon di wilayah PIAPS (rehabilitasi hutan). Kegiatan tersebut meliputi lokakarya, pelatihan, pengawasan teknis, transfer teknologi, dan studi banding sebagai bagian dari knowledge management. Pendirian industri dan nursery akan meningkatkan pendapatan lokal serta menurunkan emisi rumah kaca. Seluruh aktivitas program berdampak langsung kepada 1.100 penerima manfaat yang terletak di 3 desa yang berbeda di daerah tangkapan air DAS Karama, (mis, Hinua, Bonehau, dan Tamalea).