Pelatihan Fasilitator untuk program Adaptasi Perubahan Iklim di DAS Saddang

TLKM.or.id – Konsorsium Adaptasi Perubahan Iklim dan Lingkungan (KAPABEL) yang terdiri dari 5 lembaga dengan Yayasan Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) sebagai lead konsorsiun menggelar “Pelatihan Fasilitator” untuk Program Adaptasi Masyarakat Ekosistem DAS Saddang Berbasis Pengelolaan Pangan Hutan melalui dukungan pendanaan dari Adaptation Fund dan Kemitraan (The Partnership for Governance Reform) . Pelatihan yang berlangsung selama lima hari, dimulai pada tgl 9 – 13 November 2020 di Hotel Pesonna Makassar ini dilaksanakan sebelum para fasilitator melakukan aktivitas program di desa intervensi masing-masing yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu Toraja Utara, Tana Toraja, Enrekang, dan Pinrang.

Kegiatan ini dibuka oleh Muh. Ichwan Kadir selaku Project Director KAPABEL yang juga merupakan Ketua Yayasan Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM). Pelatihan fasilitator ini difasilitasi dengan tiga materi yaitu Meta- Fasilitasi yang dibawakan oleh Muh. Ashar Karateng (Direktur Commit Foundation), Penelitian Etnografi dibawakan oleh Nurhadi Sirimorok (Peneliti dan Penulis di Komunitas Ininnawa) dan Partisipatori Action Reserch (PAR) dibawakan oleh Dr. Alif K. Syahide dan Micah Fisher Phd (Jurnal Forest and Society).

Selama 3 hari mulai pada tanggal 9-11 November 2020, dengan menerapkan metode Focus Group Discussion (FGD) dan simulai, Direktur Commit FoundationMuh. Ashar Karateng membawakan materi Metafasilitasi yang diharapkan mampu meberikan pemahaman kepada peserta mengenai defisnisi fasilitasi, konsep fasilitasi yang meliputi sikap seorang fasilitator, teknik dasar pengumpulan informasi, teknik dasar penjelasan kepada masyarakat serta metode pengumpulan informasi yang meliputi observasi dan wawancara.

Selanjutnya pada hari ke-4 pelatihan fasilitator tanggal 12 November 2020, peserta diberikan materi Etnografi yang dipaparkan oleh Peneliti dan Penulis di Komunitas Ininnawa, Nurhadi Sirimorok dengan tujuan sebagai penguatan kapasitas peserta/fasilitator dalam melakukan penelitian etnografi di desa dampingan. Setelah memperoleh materi, peserta kemudian diarahkan untuk simulasi melakukan pengamatan di sekitar tempat penelitian dengan objek yang berbeda beda lalu kemudian menuliskannya secar deskriptif.

Pada tanggal 13 November 2020, hari ke-5 pelatihan fasilitator, peserta memperoleh materi penutup oleh dua narasumber dari Jurnal Forest and Society Dr. Alif K. Sahide dan Micah Fisher Ph.D tentang Participatory Action Research (PAR) atau penelitian secara partisipatif agar setiap fasilitator mampu melibatkan masyarakat. Karena, partisipasi masyarakat merupakan salah satu indikator penting yang menjadi tolok ukur untuk menentukan keberhasilan suatu program. Keterliban ini masyarakat ini tentu saja memiliki alasan, yaitu agar masyarakat memahami bagaimana proses hingga pemecahan suatu masalah yang ditemukan selama berada pada tahap implementasi program.

Berbeda dengan penguatan kapasitas metafasilitasi yang akan dievaluasi satu bulan setelah para fasilitator berada di desa masing-masing, rencana tindak lanjut terhadap penguatan kapasitas penelitian etnografi dan PAR akan dimonitoring dan dievaluasi selama berjalannya program sebanyak dua kali dalam sebulan selama 2 bulan pertama dan memastikan adanya output berupa jurnal, lesson learn book maupun policy brief yang akan didampingi oleh tim Jurnal Forest dan Society.

SHARE POST