Pengambilan Data Sosio-ekologi Pasca Longsor di Enrekang

TLKM.or.id – Bencana alam yang melanda beberapa desa di kabupaten Enrekang pada waktu lalu mengakibatkan kerugian yang lumayan besar. Tidak bisa dipungkiri tiap tahun Kabupaten Enrekang harus alami yang namanya bencana alam. Dalam hal ini, Tim Layanan Kehutanan Masyarakat (TLKM) bertujuan untuk turun mengambil data sosio-ekologi pasca longsor di beberapa desa.

Pengambilan data yang dilakukan oleh TLKM kedepannya untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat dalam hal penanaman dan juga pelatihan terkait penentuan titik-titik bencana alam yang ada di desa mereka.

Penguatan peraturan perundangan dan kapasitas kelembagaan serta pembuatan program-program terkait mitigasi bencana sudah dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kabupaten Enrekang sebagai upaya mengantisipasi resiko bencana alam di masa mendatang.

Upaya yang dilakukan oleh BNPB telah dilakukan di salah satu desa yaitu Desa Buntu Sarong dengan menyadarkan masyarakat melalui penyebaran informasi-informasi terkait longsor melalui poster, pamflet, serta pelarangan untuk beraktifitas di kawasan rawan longsor.

Bencana longsor yang terjadi di Desa Buntu Sarong merupakan akibat dari alih fungsi kawasan (pembukaan lahan hutan) oleh masyarakat untuk pemanfaatan lahan perkebunan dan pertanian. Kondisi lereng yang curam, dengan jenis batuan dan tanah yang rawan merupakan faktor yang sangat mendukung terjadinya longsor.

Dinas Kehutanan saat ini mulai mengajak masyarakat untuk melakukan rehabilitasi pada lahan-lahan rawan longsor, misalnya dengan membantu masyarakat menyediakan bibit mahoni atau pun jati putih untuk ditanam oleh masyarakat. Pohon mahoni dan jati putih merupakan jenis pohon pelindung yang dapat menahan tanah agar tidak labil dan longsor.

Kejadian bencana longsor yang sering terjadi di Desa Buntu Sarong belum sepenuhnya membuat masyarakat harus mencari jalan lain untuk menghindar dari bencana longsor. Masyarakat sampai saat ini masih bermukim di wilayah-wilayah lereng bukit. Bahkan mereka membuka lahan pemukiman baru dengan menggeruk sebagian wilayah punggung bukit untuk diratakan. Padahal kondisi seperti ini sangat membahayakan dan bisa dikatakan tidak layak sebagai lahan pemukiman. Begitupun juga dengan lahan perkebunan mereka, meskipun pola waktu tanam sudah mulai dirubah, namun tetap saja lahan yang mereka pakai sangat berpotensi terjadinya bencana longsor.

Adapun saat ini bentuk pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan memeanfaatkan akses telekomunikasi seperti jaringan seluler dan jaringan internet sudah menjangkau sebagian wilayah di Kabupaten Enrekang, khususnya di Desa Buntu Sarong. Masyarakat tidak perlu khawatir lagi terkait komunikasi darurat kepada pemerintah ketika bencana longsor terjadi. Selain itu, bantuan akses internet gratis dari pemerintah Kabupaten Enrekang memudahkan pemerintah desa untuk mengakses dan menginput data terkait bencana longsor.

SHARE POST